Selasa, 04 Januari 2011

tadarruj ekonomi islam

Tadarruj ekonomi syariah
Poin Yang ingin saya sampaikan dengan Sharing berita dari website republika tersebut bukan bermaksud untuk mendiskreditkan pihak manapun, tapi justru dalam rangka saling mengingatkan khususnya pada Milis masyarakat ekonomi islam untuk lebih memperhatikan hal-hal yang lebih besar.
Bukan berarti perdebatan tentang Rahn/produk Gadai Emas, talangan haji atau lainnya tidak penting, tapi menurut saya ada jauh yang lebih penting dari itu. Saya analogikan dengan Qunut dalam shalat subuh. Melihat Urgensinya maka menjadi tidaklah penting apakah sholat subuh harus menggunakan qunut atau tidak manakala kita melihat masyarakat luas masih banyak yang belum melakukan sholat subuh.
Saat ini “Bunga Bank adalah Riba sudah merupakan Ijma”, mayoritas ulama telah sepakat bahwa Bunga bank adalah riba. Maka tentu sangatlah memprihatinkan apabila seorang AmirulHajj masih membicarakan bunga bank dalam mengelola keuangan umat. Artinya ada “sesuatu yang salah” dan usaha untuk membangun ekonomi islam di Indonesia akan jauh lebih sulit apabila hal-hal yang salah tersebut tidak dibenahi.
Saya menilai bahwa kondisi ekonomi islam saat ini merupakan suatu prestasi. Namun tidak menjadi bermanfaat apabila prestasi tersebut tidak lanjutkan dengan prestasi-prestasi yang lain. Penerapan ekonomi islam di Indonesia harus dilakukan secara TADARRUJ. Bukan kah TADARRUj merupakan suatu ketetapan ALLAH SWT. yang berlaku pada seluruh makhluknya.
1. Sebagaimana Firman ALLAH SWT “Sungguh Allah telah menciptakan manusia dalam beberapa fase, yaitu dari segumpal darah, kemudian segumpal daging, lalu diberi tulang ……………………….”
2. Penciptaan Langit dan bumi secara bertahap “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas……. (QS. 7 : 54.).
3. Al Qur’an diturunkan secara bertahap.
4. ALLAH memerintahkan sesuatu yang wajib dan melarang sesuatu yang haram dengan proses dan tahapan. Hal tersebut disebabkan pertimbangkan atas kelemahan manusia dan karena kasih sayang kepada mereka.
Ajaran islam adalah ajaran yang sempurna : “…….Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu……..” (QS. 5 : 3), akan tetapi penerapannya pada saat ini memerlukan pengkondisian dan persiapan, untuk dapat mengarahkan masyarakat menuju iltizam kepada keislaman yang shahih, setelah sekian waktu tersesat.
Untuk itu saya mengingatkan diri sendiri dan juga milis masyarakat ekonomi islam ini untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata dan menemukan “sesuatu yang salah” tersebut dan memformulasikannya menjadi solusi. Untuk mencapai prestasi-prestasi selanjutnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar